Sinopsis : NADA UNTUK ASA

Genre : Drama
Sutradara : Charles Gozali
Pemeran : Marsha Timothy,Acha Septriasa,Darius Sinathrya,Mathias Muchus,Wulan Guritno,Nadilla Ernesta,Inong Nidya Ayu,Irgy Ahmad Fahrezy,Donny Damara,Butet Kartaredjasa,Tri Yudiman,Pongki Barata,Bayu Oktora,Bisma Karisma,Aurelia Devi,Sakurta Ginting
Tanggal rilis : 5 Februari 2015
Durasi : 98 Menit

Film yang terinspirasi dari kisah nyata ini bercerita mengenai seorang wanita bernama Nada yang baru saja menjadi janda seusai suaminya meninggal . Pada awalnya Nada yang telah memiliki 3 anak itu percaya saja dengan keterangan dokter yang memelihara suaminya bahwa suaminya yang bernama Bobby itu meninggal sebab terkena kanker getah bening. Tapi semuanya berubah menjadi tragedi seusai adik iparnya yang bernama Gita mengajaknya ke dokter lain. Dokter lain yang juga sempat memelihara suami Nada itu mengatakan bahwa suami Nada meninggal sebab AIDS.

Terbukti Bobby juga menderita kanker getah bening tapi sebab AIDS, kanker getah bening itu menjadi terus ganas serta akhirnya merenggut nyawa Bobby. Nyatanya Bobby terkena AIDS sebab 4 tahun lalu sempat selingkuh dengan kawan wanitanya yang positif HIV yaitu Wanda.

Nada pasti saja sangat shock sebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan  salah satu penyakit kelamin menular yang dikarenakan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS sangat ditakuti sebab merusak sistem kekebalan badan kepada penyakit. Apabila seseorang terjangkit AIDS maka tubuhnya tidak sanggup lagi melawan penyakit jadi penyakit sepele yang tidak berbahaya bagi orang normal semacam flu alias diare sekalipun, dapat mematikan.

Lebih mengerikan lagi, AIDS belum ditemukan obatnya. Terbukti telah ada obatnya tapi obat itu tidak dapat menyembuhkan serta hanya melambatkan pertumbuhan virus HIV jadi penderita AIDS wajib mengkonsumsinya seumur hidup. Tidak hanya itu, namanya obat kimia pasti ada efek sampingnya.
Nada terus shock sebab seusai diperiksa nyatanya ia telah tertular HIV dari suaminya, tapi tragedi itu belum beres sebab nyatanya anak perempuan bungsunya yang baru berumur 5 tahun  bernama Asa juga positif HIV. Asa tertular dari air susu Nada.

Kehidupan Nada terus hancur sebab kawan-kawan serta saudara-saudaranya bahkan ayah serta kakak perempuanya menjauhinya sebab takut tertular HIV, apalagi sebab telah sangat putus asa Nada tidak mau minum obat jadi penyakitnya terus parah serta menakutkan. Hanya satu orang yang tetap sanggup mengantarkan Nada yaitu Gita, adik Bobby.

Nada telah pasrah untuk mati tapi semangat “berani hidup” Nada bangkit sebab nyatanya tidak hanya Gita yang tetap mau menerimanya tapi juga orangtua Bobby. Serta ada momen yang terus mengobarkan semangat berani hidup Nada yaitu ketika Nada berjumpa dengan Wanda (selingkuhan Bobby) ketika sedang ziarah ke makam Bobby.

Bisa dibayangkan bagaimana kemarahan seorang wanita berjumpa dengan selingkuhan suaminya apalagi hingga menularkan HIV. Nada serta Wanda sempat bertengkar dengan luar biasa bahkan hampir berkelahi tapi dapat dicegah anak-anak Nada. Pada saat itu timbul segi mulia Nada sebab sebelum berpisah dengan Wanda, Nada mengucapkan kalimat yang sangat mengharukan yaitu ia telah memaafkan Wanda.

Sejak saat itu hiduplah semangat hidup Nada jadi Nada bertekad terus mengantarkan anak-anaknya hingga dewasa. Nada mau minum obat jadi kondisi badannya bertahap membaik. Mesikipun HIV tetap bercokol di badan Nada tapi pertumbuhannya dapat dikendalikan dengan obat jadi tidak hingga menjadi AIDS, serta Nada dapat hidup normal.

Mesikipun hidup dengan HIV, Nada terus membesarkan anak-anaknya hingga mereka tumbuh dewasa tergolong anak bungsunya yang juga terjangkit HIV yaitu Asa.
Asa dapat tumbuh dengan sehat hingga dewasa sebab tertib minum obat jadi HIV tidak hingga menjadi AIDS.

Hidup Asa terbukti tidak kalah menyedihkan dibanding Nada sebab seusai diketahui terjangkit HIV, Asa dipecat dari perusahan tempatnya bekerja. Untung mental Asa lebih kuat dari ibunya jadi ia tidak patah semangat. Dengan pesangon dari perusahaan, Asa membangun bisnis kue dengan cara online.
Mesikipun bisnis kue Asa tidak sepenuhnya lancar sebab ada berbagai pembeli yang mengabolisi pesanan seusai tahu pembuat serta penjual kuenya terjangkit HIV, Asa terus bersemangat sebab berjumpa dengan pria yang dapat mencintainya dengan sepenuh hati yaitu Wisnu.

Mesikipun Wisnu bekerja sebagai pendamping penderita AIDS di Rumah Sakit Santo Carolus, tapi tetap dapatkah Wisnu menerima Asa seusai tahu bahwa Asa hidup dengan HIV? Orang-orang (tergolong saya hehehe..) pasti dapat menebak bahwa film beres dengan happy endingdengan Wisnu tetap dapat menerima Asa. Tapi saya tidak menyangka bahwa adegan happy ending itu sangatlah mengharukan jadi tidak hanya  membikin air mata menetes tapi juga membikin saya lupa bahwa film berdurasi 98 menit ini telah beres, serta saya baru sadar seusai lampu-lampu bioskop dinyalakan.

Opini saya mengenai film ini:
Film ini terinspirasi dari kisah nyata yaitu dari pengalaman bunda Yurike Ferdinandus yang tertular HIV dari almarhum suaminya. Kisah Bunda Yurike Ferdinandus alias biasa dipanggil Yuke sempat diangkat di televisi di agenda Mata Najwa pada episode berjudul Hidup dalam Stigma yang ditayangkan pada tanggal 16 Oktober 2013.
Kisah Bunda Yuke juga diangkat menjadi Novel berjudul Nada untuk Asa yang ditulis oleh Ita Sembiring. Novel itu menjadi best seller serta drama musikalnya dipentaskan tanggal 20 -21 September 2014 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzukl dengan disutradarai oleh Rm. Steve Winarno, Pr.

Opini saya mengenai film ini merupakan, seusai Hachiko ada lagi film yang membikin saya sangat terharu. Tidak hanya itu film ini juga inspiratif sebab menampilkan jawaban dari pertanyaan orang-orang yang sedang menderita semacam “apabila Tuhan tidak mencobai umatNya melebihi performanya mengapa hingga ada orang yang tidak tahan jadi hingga kena sakit jiwa?” alias yang lebih tidak jarang ditanyakan lagi, “Mengapa saya yang kena penderitaan ini, bukan orang lain? Jawaban dari pertanyaan yang biasanya ditanyakan orang-orang galau itu ada pada obrolan di film ini.

Dan yang lebih penting merupakan pesan moral dari film ini yaitu mesikipun kami wajib waspada dengan HIV/AIDS tapi jangan hingga mengucilkan penderita HIV/AIDS sebab HIV/AIDS tidak menular melewati hubungan sosial biasa semacam berjabat tangan, berpelukan, makan bersama alias berenang bersama.
Terbukti, kejahatan paling kejam yang dapat diterima oleh manusia merupakan diasingkan (Mother Theresa).

Yang membikin saya lebih bahagia seusai membeli tiket film ini merupakan keuntungan dari film ini bakal didonasikan untuk pengembangan Ruang Carlo, suatu  unit khusus untuk perawatan HIV di RS Carolus, Jakarta. Jadi saya tidak hanya melihat film yang berbobot tapi juga terinspirasi serta beramal. Kamu ingin semacam demikian?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis : NADA UNTUK ASA"

Posting Komentar