Sinopsis : LASKAR PEMIMPI
Genre : komedi
Sutradara : Monty Tiwa
Pemain : Project Pop,Dwi Sasono,Shanty,Gading Marten,T Rifnu Wikana,Masayu Anastasia,Marcell Siahaan,Candil
Tanggal rilis : 30 September 2010
Durasi : 95 menit
Film ini mengambil lokasi waktu Indonesia pada tahun 1948. Pada waktu itu Belanda tetap berusaha menjajah Indonesia kembali mesikipun Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Seusai melewati suatu serangan militer yang disebut Penyerangan Militer Belanda I, Belanda berhasil merebut bunda kota Indonesia yaitu Jakarta. Oleh sebab itulah, presiden Indonesia waktu itu yaitu Presiden Soekarno memindahkan pusat pemerintahan ke Yogyakarta. Namun seusai meperbuat Penyerangan Militer II, Belanda juga berhasil merebut Yogyakarta.
Di suatu desa di Yogyakarta, ada suatu pasukan gerilya Indonesia yang dipimpin oleh Kapten Hadi Sugito. Sebab berasal dari desa Pandjen, laskar ceo Kapten Hadi Sugito itu bernama Laskar Pandjen.
Sebab diperintahkan oleh panglima Besar Jendral Sudirman untuk mempersiapkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali kota Yogyakarta yang diberi nama Serangan Umum 1 Maret, Kapten Hadi Sugito meperbuat penerimaan prajurit baru untuk memperkuat laskarnya. Uniknya Kapten Hadi Sugito juga menerima wanita untuk menjadi prajuritnya.
Tidak sedikit penduduk desa Pandjen yang mendaftar dan diterima, diantaranya yang menjadi tokoh mutlak film ini merupakan :
Tumino : penggembala bebek
Ahok : pedagang keturunan tionghoa
Sri Mulyani : gadis lugu yang ayahnya ditawan Belanda
Udjo : priyayi/ningrat lokal yang terpaksa mendaftar sebab diancam oleh Wiwid (pembantu sekaligus pacarnya) yang bakal mengabarkan ayah Udjo sebab telah bekerjasama dengan Belanda terhadap Tentara Indonesia.
Para prajurit baru Laskar Pandjen itu dilatih oleh 3 anggota kepercayaan Kapten Hadi Sugito yaitu :
Letnan Bowo (wakil Kapten Sugito)
Kopral Jono (prajurit senior tapi tak jarang bertindak bego jadi pangkatnya sempat diturunkan 2 kali oleh Kapten Hadi Sugito)
Prajurit Toar (prajurit dari Manado yang penglihatannya sangat terganggu sebab kaca matanya tertinggal di Manado jadi tak jarang salah hormat pada pohon yang dikiranya Kapten Hadi Sugito).
Seusai berakhir menjalani pelatihan, para prajurit baru itu diberi peluang untuk berlibur oleh Kapten Hadi Sugito. Namun lagi-lagi kekonyolan Kopral Jono mengangkat persoalan.
Kapten Hadi Sugito telah memperingatkan prajurit barunya supaya tak menikmati masa liburnya dengan membikin keramaian jadi dapat mengajak pasukan Belanda, namun Kopral Jono malah mengajak para prajurit barunya untuk menikmati masa libur dengan menyanyi dan menari. Dampaknya tempat persembunyian prajurit-prajurit baru itu diketahui oleh KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger, tentara yang dibentuk Belanda di Indonesia yang anggotanya sebagian besar justru merupakan orang pribumi Indonesia) yang langsung menyerbu.
Untunglah para prajurit baru itu dapat memberi perlawanan dengan gigih jadi pasukan KNIL itu dapat dipukul mundur, namun KNIL sempat meringkus 2 orang Indonesia yaitu Wiwid (pacar Udjo) dan Yayuk (adik Wiwid dan pacar Kopral Jono).
Kapten Hadi Sugito sangat marah dengan kesalahan prajurit barunya, bahkan Kopral
Jono hampir diturunkan pangkatnya lagi. Untungnya ada faktor yang dapat meredakan kemarahan Kapten Hadi Sugito yaitu Kopral Jono dan prajuritnya berhasil meringkus seorang tentara KNIL yaitu Once seorang pemuda orisinil Maluku.
Dari keterangan Once, dapat diketahui bahwa KNIL meringkus Wiwid, Yayuk dan ayah Sri Mulyani untuk dijadikan pekerja perkebunan kopi.
Kopral Jono, Udjo dan Sri Mulyani memohon-mohon terhadap Kapten Hadi Sugito supaya mau menyerbu markas KNIL untuk membebaskan orang-orang yang mereka sayangi itu namun Kapten Hadi Sugito menolaknya sebab dianggap dapat menganggu rencana yang lebih besar yaitu Serangan Umum 1 Maret yang tetap sangat rahasia itu.
Sedih dengan sikap pemimpinnya, diam-diam Kopral Jono, Udjo dan Sri Mulyani berangkat sendiri ke markas KNIL untuk membebaskan orang-orang yang mereka sayangi. Tiga prajurit desersi itu juga berhasil mengajak 3 kawannya yaitu Toar, Tumino dan Ahok. Tidak hanya itu, mereka juga mengangkat Once sebagai penunjuk jalan ke markas KNIL.
Sebab markas KNIL sangat jauh, diputuskan Kopral Jono dan kawan-kawan bakal menyergap patroli KNIL untuk merebut mobilnya. Namun sebab ketrampilan tempurnya tetap pas-pasan justru mereka yang tertangkap oleh patrol KNIL. Untungnya Kopral Jono dan kawan-kawan dibebaskan oleh Laskar Siliwangi yang kebetulan lewat sebab bakal bergabung dalam Serangan Umum 1 Maret.
Sebab kagum dengan keberanian Kopral Jono dan kawan-kawan, ceo Laskar Siliwangi mengira Kopral Jono dan kawan-kawan merupakan kelompok pasukan elite Laskar Pandjen.
Dengan mobil rampasan yang dikemudikan oleh Once yang rasa cinta tanah airnya telah pulih jadi membelot ke tentara Indonesia, Kopral Jono dan kawan-kawan berhasil hingga di markas KNIL. Namun sebab pengalaman tempur yang minim, Kopral Jono dan kawan-kawan gagal membebaskan orang-orang yang mereka sayangi dan tertangkap oleh tentara KNIL yang dipimpin oleh Letnan Kuyt, bahkan Once hampir dihukum mati.
Untunglah datang Kapten Hadi Sugito dan pasukannya yang dapat mengalahkan pasukan Letnan Kuyt jadi dapat membebaskan Kopral Jono dan kawan-kawan.
Kopral Jono dan kawan-kawan berhasil leluasa namun Kapten Hadi Sugito marah besar terhadap mereka. Kopral Jono, Toar, Udjo, Tumino, Ahok dan Sri Mulyani dipecat sebagai tentara dan tak diikut dankan pada Serangan Umum 1 Maret. Sedangkan Once mesikipun telah pulih rasa cinta tanah airnya namun sebab sempat bergabung dengan KNIL tetap dianggap sebagai pengkhianat oleh Kapten Hadi Sugito dan dipenjara.
Saat yang ditunggu-tunggu yaitu tanggal 1 Maret 1949 akhirnya tiba, pasukan Tentara Indonesia dibawah ceo Letnan Kolonel Suharto (Presiden Indonesia ke-2 yang waktu itu pangkatnya tetap Letnan Kolonel) meperbuat serangan besar-besaran ke markas Belanda di Yogyakarta.
Sebab pasukan Belanda tak siap, pasukan Indonesia hampir dipastikan menang namun ada 1 halangan yaitu datang bantuan pasukan Belanda dari Semarang sedangkan jumlah personel pasukan Indonesia tak lumayan untuk menghadangnya.
Persoalan itu diketahui oleh Udjo dari pemimpin Laskar Siliwangi, maka mesikipun telah dipecat sebagai Tentara Indonesia, Kopral Jono, Toar, Udjo, Tumino, Ahok dan Sri Mulyani tetap bertekad membela negaranya. Seusai berhasil membebaskan Once dari penjara dan mengajak Wiwid, mereka nekad menghadang pasukan Belanda dari Semarang mesikipun dengan senjata dan ketrampilan tempur yang minim (mereka terbukti sangatlah LASKAR IMPIAN bukan LASKAR PEMIMPI).
Sebab kalah dalam jumlah personel dan senjata, Kopral Jono dan kawan-kawan akhirnya gugur dengan gagah berani namun mereka berhasil menghambat pasukan Belanda dari Semarang jadi Serangan Umum 1 Maret berhasil dan Yogyakarta berhasil direbut kembali oleh Pasukan Indonesia (momen itu dikenang sebagai “6 jam di Jogja”).
Opini saya mengenai film ini :
Seusai film Nagabonar, akhirnya timbul lagi film komedi yang bertema perjuangan kemerdekaan. Para pemainnya juga telah populer sebagai komedian papan atas Indonesia yaitu grup musik komedi Project Pop, didukung juga oleh pemain juga telah populer yaitu Dwi Sasono, Shanty, Gading Marten, T Rifnu Wikana, Marwoto, Masayu Anastasia, Marcell Siahaan dan Candil.
Menurut saya film ini lumayan menghibur, terbukti saya dan para penonton lainnya di bioskop hingga tertawa terpingkal-pingkal ketika melihat film ini dari awal hingga akhir.
Sutradara : Monty Tiwa
Pemain : Project Pop,Dwi Sasono,Shanty,Gading Marten,T Rifnu Wikana,Masayu Anastasia,Marcell Siahaan,Candil
Tanggal rilis : 30 September 2010
Durasi : 95 menit
Film ini mengambil lokasi waktu Indonesia pada tahun 1948. Pada waktu itu Belanda tetap berusaha menjajah Indonesia kembali mesikipun Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Seusai melewati suatu serangan militer yang disebut Penyerangan Militer Belanda I, Belanda berhasil merebut bunda kota Indonesia yaitu Jakarta. Oleh sebab itulah, presiden Indonesia waktu itu yaitu Presiden Soekarno memindahkan pusat pemerintahan ke Yogyakarta. Namun seusai meperbuat Penyerangan Militer II, Belanda juga berhasil merebut Yogyakarta.
Di suatu desa di Yogyakarta, ada suatu pasukan gerilya Indonesia yang dipimpin oleh Kapten Hadi Sugito. Sebab berasal dari desa Pandjen, laskar ceo Kapten Hadi Sugito itu bernama Laskar Pandjen.
Sebab diperintahkan oleh panglima Besar Jendral Sudirman untuk mempersiapkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali kota Yogyakarta yang diberi nama Serangan Umum 1 Maret, Kapten Hadi Sugito meperbuat penerimaan prajurit baru untuk memperkuat laskarnya. Uniknya Kapten Hadi Sugito juga menerima wanita untuk menjadi prajuritnya.
Tidak sedikit penduduk desa Pandjen yang mendaftar dan diterima, diantaranya yang menjadi tokoh mutlak film ini merupakan :
Tumino : penggembala bebek
Ahok : pedagang keturunan tionghoa
Sri Mulyani : gadis lugu yang ayahnya ditawan Belanda
Udjo : priyayi/ningrat lokal yang terpaksa mendaftar sebab diancam oleh Wiwid (pembantu sekaligus pacarnya) yang bakal mengabarkan ayah Udjo sebab telah bekerjasama dengan Belanda terhadap Tentara Indonesia.
Para prajurit baru Laskar Pandjen itu dilatih oleh 3 anggota kepercayaan Kapten Hadi Sugito yaitu :
Letnan Bowo (wakil Kapten Sugito)
Kopral Jono (prajurit senior tapi tak jarang bertindak bego jadi pangkatnya sempat diturunkan 2 kali oleh Kapten Hadi Sugito)
Prajurit Toar (prajurit dari Manado yang penglihatannya sangat terganggu sebab kaca matanya tertinggal di Manado jadi tak jarang salah hormat pada pohon yang dikiranya Kapten Hadi Sugito).
Seusai berakhir menjalani pelatihan, para prajurit baru itu diberi peluang untuk berlibur oleh Kapten Hadi Sugito. Namun lagi-lagi kekonyolan Kopral Jono mengangkat persoalan.
Kapten Hadi Sugito telah memperingatkan prajurit barunya supaya tak menikmati masa liburnya dengan membikin keramaian jadi dapat mengajak pasukan Belanda, namun Kopral Jono malah mengajak para prajurit barunya untuk menikmati masa libur dengan menyanyi dan menari. Dampaknya tempat persembunyian prajurit-prajurit baru itu diketahui oleh KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger, tentara yang dibentuk Belanda di Indonesia yang anggotanya sebagian besar justru merupakan orang pribumi Indonesia) yang langsung menyerbu.
Untunglah para prajurit baru itu dapat memberi perlawanan dengan gigih jadi pasukan KNIL itu dapat dipukul mundur, namun KNIL sempat meringkus 2 orang Indonesia yaitu Wiwid (pacar Udjo) dan Yayuk (adik Wiwid dan pacar Kopral Jono).
Kapten Hadi Sugito sangat marah dengan kesalahan prajurit barunya, bahkan Kopral
Jono hampir diturunkan pangkatnya lagi. Untungnya ada faktor yang dapat meredakan kemarahan Kapten Hadi Sugito yaitu Kopral Jono dan prajuritnya berhasil meringkus seorang tentara KNIL yaitu Once seorang pemuda orisinil Maluku.
Dari keterangan Once, dapat diketahui bahwa KNIL meringkus Wiwid, Yayuk dan ayah Sri Mulyani untuk dijadikan pekerja perkebunan kopi.
Kopral Jono, Udjo dan Sri Mulyani memohon-mohon terhadap Kapten Hadi Sugito supaya mau menyerbu markas KNIL untuk membebaskan orang-orang yang mereka sayangi itu namun Kapten Hadi Sugito menolaknya sebab dianggap dapat menganggu rencana yang lebih besar yaitu Serangan Umum 1 Maret yang tetap sangat rahasia itu.
Sedih dengan sikap pemimpinnya, diam-diam Kopral Jono, Udjo dan Sri Mulyani berangkat sendiri ke markas KNIL untuk membebaskan orang-orang yang mereka sayangi. Tiga prajurit desersi itu juga berhasil mengajak 3 kawannya yaitu Toar, Tumino dan Ahok. Tidak hanya itu, mereka juga mengangkat Once sebagai penunjuk jalan ke markas KNIL.
Sebab markas KNIL sangat jauh, diputuskan Kopral Jono dan kawan-kawan bakal menyergap patroli KNIL untuk merebut mobilnya. Namun sebab ketrampilan tempurnya tetap pas-pasan justru mereka yang tertangkap oleh patrol KNIL. Untungnya Kopral Jono dan kawan-kawan dibebaskan oleh Laskar Siliwangi yang kebetulan lewat sebab bakal bergabung dalam Serangan Umum 1 Maret.
Sebab kagum dengan keberanian Kopral Jono dan kawan-kawan, ceo Laskar Siliwangi mengira Kopral Jono dan kawan-kawan merupakan kelompok pasukan elite Laskar Pandjen.
Dengan mobil rampasan yang dikemudikan oleh Once yang rasa cinta tanah airnya telah pulih jadi membelot ke tentara Indonesia, Kopral Jono dan kawan-kawan berhasil hingga di markas KNIL. Namun sebab pengalaman tempur yang minim, Kopral Jono dan kawan-kawan gagal membebaskan orang-orang yang mereka sayangi dan tertangkap oleh tentara KNIL yang dipimpin oleh Letnan Kuyt, bahkan Once hampir dihukum mati.
Untunglah datang Kapten Hadi Sugito dan pasukannya yang dapat mengalahkan pasukan Letnan Kuyt jadi dapat membebaskan Kopral Jono dan kawan-kawan.
Kopral Jono dan kawan-kawan berhasil leluasa namun Kapten Hadi Sugito marah besar terhadap mereka. Kopral Jono, Toar, Udjo, Tumino, Ahok dan Sri Mulyani dipecat sebagai tentara dan tak diikut dankan pada Serangan Umum 1 Maret. Sedangkan Once mesikipun telah pulih rasa cinta tanah airnya namun sebab sempat bergabung dengan KNIL tetap dianggap sebagai pengkhianat oleh Kapten Hadi Sugito dan dipenjara.
Saat yang ditunggu-tunggu yaitu tanggal 1 Maret 1949 akhirnya tiba, pasukan Tentara Indonesia dibawah ceo Letnan Kolonel Suharto (Presiden Indonesia ke-2 yang waktu itu pangkatnya tetap Letnan Kolonel) meperbuat serangan besar-besaran ke markas Belanda di Yogyakarta.
Sebab pasukan Belanda tak siap, pasukan Indonesia hampir dipastikan menang namun ada 1 halangan yaitu datang bantuan pasukan Belanda dari Semarang sedangkan jumlah personel pasukan Indonesia tak lumayan untuk menghadangnya.
Persoalan itu diketahui oleh Udjo dari pemimpin Laskar Siliwangi, maka mesikipun telah dipecat sebagai Tentara Indonesia, Kopral Jono, Toar, Udjo, Tumino, Ahok dan Sri Mulyani tetap bertekad membela negaranya. Seusai berhasil membebaskan Once dari penjara dan mengajak Wiwid, mereka nekad menghadang pasukan Belanda dari Semarang mesikipun dengan senjata dan ketrampilan tempur yang minim (mereka terbukti sangatlah LASKAR IMPIAN bukan LASKAR PEMIMPI).
Sebab kalah dalam jumlah personel dan senjata, Kopral Jono dan kawan-kawan akhirnya gugur dengan gagah berani namun mereka berhasil menghambat pasukan Belanda dari Semarang jadi Serangan Umum 1 Maret berhasil dan Yogyakarta berhasil direbut kembali oleh Pasukan Indonesia (momen itu dikenang sebagai “6 jam di Jogja”).
Opini saya mengenai film ini :
Seusai film Nagabonar, akhirnya timbul lagi film komedi yang bertema perjuangan kemerdekaan. Para pemainnya juga telah populer sebagai komedian papan atas Indonesia yaitu grup musik komedi Project Pop, didukung juga oleh pemain juga telah populer yaitu Dwi Sasono, Shanty, Gading Marten, T Rifnu Wikana, Marwoto, Masayu Anastasia, Marcell Siahaan dan Candil.
Menurut saya film ini lumayan menghibur, terbukti saya dan para penonton lainnya di bioskop hingga tertawa terpingkal-pingkal ketika melihat film ini dari awal hingga akhir.
0 Response to "Sinopsis : LASKAR PEMIMPI"
Posting Komentar